Di malam hari yang dingin ditemani
bunyi tetesan air hujan yang jatuh membasahi bumi Maya terduduk di depan sebuah
meja belajar sembari menuliskan sepatah dua patah kata pada sebuah diary pink
kesayangannya. Maya mulai termenung dengan pikiran yang mulai berkelana yang
membuatnya terpaksa membuatku mengingat kejadian pahit tempo dulu.
Suatu hari saat di sebuah pusat
perbelanjaan yang cukup terkenal. Maya beserta sahabatnya yang bernama Ana
membeli alat-alat untuk tugas kelompok. Maya seorang gadis sederhana yang
periang sedangkan Ana seorang sahabat yang pengertian. Mereka dulu hanya sahabat
yang dipertemukan pada saat kelas 10 dan berlanjut ke kelas 11 yang memutuskan untuk
sebangku bersama. Maya dan Ana seakan perangko yang selalu menempel kesana
kemari selalu bersama dan hal itulah membuat mereka menjadi paham akan
kepribadian masing-masing.
Saat itu mereka berjalan beriringan menuju sebuah toko namun
dari arah berlawanan tampak seorang gadis cantik berdandan menor untuk ukuran seorang
remaja yang berjalan kearah mereka. Sontak kejadian tabrakan tak terelakan pada
Maya dan seorang gadis itu.
Bruk
Maya pun
sontak mengucapkan maaf berkali-kali namun sang gadis modis tampak marah dia
pun mencaci maki tentang rupa buruknya Maya. “Lo kalau jalan lihat-lihat dong muka
jelek buruk lagi apa selama ini lo gak perawatan hancur gitu wajah lo.” Lalu
setelah mengatakan kata-kata itu sang gadis modis meninggalkan mereka begitu
saja.
Tau kan rasanya disaat tak melakukan
sesuatu kesalahan yang fatal. Namun tiba-tiba ada orang asing yang dengan
seenaknya mencaci tentang buruk Maya. Sontak membuat Maya tertampar pada kenyataan
akan wajahnya yang berjerawat parah dan kulit yang kusam. Sakit teramat sakit
hati Maya apakah sebegitu buruk wajahnya sampai melontarkan kata-kata pedas.
Ana pun memegang erat bahu Maya untuk memberikan kekuatan seraya mengatakan
“Sudah jangan didengarkan anggaplah angin lalu.” Kalimat itu membuat Maya
lumayan tenang Ana selalu dapat diandalkan.
Namun, hari-hari mereka berlalu
dengan sikap Maya berubah membuatnya menjadi pendiam dan kepribadiannya menjadi tidak percaya diri
disaat Maya bersitatap dengan orang lain langsung saja membuang pandangan
secepat mungkin. Maya risih dengan tatapan orang seakan menilai dan
menggolok-olok Maya. Ana pun tak tinggal diam akan sikap Maya yang berubah dia
selalu memberikan kata penyemangat dan selalu disisi Maya saat gadis itu
kesusahan. Dan membantu Maya mencari solusi akan wajahnya. Sejak kejadian itu
Maya mulai membenahi diri dan semakin mencintai dirinya sendiri.
Maya tersadar akan lamunannya lalu
dia melanjutkan kegiatan menulisnya.
Dear Dairy,
Aku memang hanya seorang gadis biasa
Yang berusaha menjadi pribadi yang
lebih baik
Kita hidup dalam ketidak sempurnaan
Ada banyak orang yang berkeinginan
mencari kesempurnaan
Sebenarnya sempurna hanyalah kata
Tapi banyak orang-orang yang mengumbarnya
Padahal takkan bertahan lama itu
hanya titipan semata
Jadi, jangan bangga
Tuhan adil menciptakan manusia tidak
sempurna
Karena kalau manusia itu sempurna dia
tidak akan pernah mau berusaha
Apakah sempurna takaran untuk
bahagiamu?
Pejamkan mata deh
Bayangin sempurnanya kamu dimata
Tuhan
Tepuk pipimu kalau kamu lupa kamu
berharga
Bentuk senyum di bibir dan cintai
dirimu dulu
Lalu buka mata
Masih gak paham apa itu mencintai
diri sendiri dan mulai menerima.
Lanjytkan dita ....sip dah
BalasHapusMakasih, ditunggu ya😄
Hapus